KH.ABDULLAH
SCHAL BANGKALAN MADURA

Kecintaan
beliau terhadap ilmu agama dan pondok sidogiri sebagai tempat beliau menuntut
ilmu bisa dilihat dari kejadian berikut, beliau mempunyaai seorang puteri yang
dimondokkan di banat puteri ponpes sidogiri pasuruan, suatu ketika putri beliau
sakit dan merasa tidak betah dan kemudian pulang ke ponpes demangan barat
bangkalan. Ketika kiai mengetahui hal tersebut
(pulangnya puterinya ke rumah) beliau sangat marah kepada puterinya sambil
berkata;
“SUNGGUH SAYA
LEBIH SUKA MEMPUNYAI PUTERI YANG SAKIT DAN MATI (SYAHID) DALAM MENUNTUT ILMU
AGAMA(DISIDOGIRI)”
Beliau adalah
orang yang do’anya di ijabah oleh Allah / mandih pangocep (bhas.madura) / apa
yang di katakannya terjadi atas izin Allah. Hal ini bisa kita lihat dari kisah
di bawah ini:
Suatu ketika beliau berada di ndalem pondok dengan diteman khadam yang sekaligus santrinya, kebetulan dihari yang cerah dimusim kemarau angin bertiup tenang , cuaca yang mendukung inilah biasanya yang dimanfaatkan sebagian masyarakat untuk menghibur diri dengan berbagai macam aktivitas salah satunya aktivitas menghibur diri dengan bermain layangan. Kiai yang sedang santai merasa merasa penasaran dengan keramaian di dekat pondok yang ternyata banyak orang yang sedang bermain layangan. Dan Beliaupun akhirnya memanggil khadamnya.
Suatu ketika beliau berada di ndalem pondok dengan diteman khadam yang sekaligus santrinya, kebetulan dihari yang cerah dimusim kemarau angin bertiup tenang , cuaca yang mendukung inilah biasanya yang dimanfaatkan sebagian masyarakat untuk menghibur diri dengan berbagai macam aktivitas salah satunya aktivitas menghibur diri dengan bermain layangan. Kiai yang sedang santai merasa merasa penasaran dengan keramaian di dekat pondok yang ternyata banyak orang yang sedang bermain layangan. Dan Beliaupun akhirnya memanggil khadamnya.
Kiai : “Wahai
santri coba kamu lihat diluar pondok mengapa terdengar ramai sekali.?
Santri :” Enggi
(iya) Kiai.
Dan dengan
patuh sang khadam meninggalkan kiai pergi keluar untuk mengecek langsung atas
keramain yang terjadi di luar. Selang Tidak
lama kemudian sang santri kembali mengahadap kiai.
Kiai :”Wahai santri ada apa diluar yang kamu lihat sehingga terdengar ramai”
Kiai :”Wahai santri ada apa diluar yang kamu lihat sehingga terdengar ramai”
Santri :“Kiai
di Luar sedang ramai karena banyak orang bermain layangan”.
Kiai :”O
bermain layangan”
Santri :”Enggi
Kiai, tapi mereka bermain layangan sambil melakukan taruhan (berjudi) kiai”
Kiai :”O Mander
Tak Epa Deddieh’
(Beliau Berdo’a
Semoga judi taruhannya orang-orang yang bermain layangan oleh Allah
berhentikan, setelah berdo’a sebentar santrinya pun di panggil)
Kiai : “Wahai
santriku sekarang kamu perhatikan lagi apakah mereka masih tetap bermain
layangan sambil taruhan”
Santri :”Enggi
Kiai (sang santri dengan patuh kembali keluar
untuk kedua kali untuk mengecek apakah mereka masih melakukan aktivitas taruhan
ataukah sudah berhenti) Dan selang tak berapa
lama beliau kembali lagi menghadap kiai dengan penuh rasa keheranan beliau
menceritakan.
Santri
:”Sungguh aneh kiai mereka orang yang melakukan taruhan semuanya berhenti,
tatkala dan bersamaan ketika kiai berdo’a tiba-tiba muncul angin yang sangat
kencang entah dari mana asalnya yang menerbangkan semua layang2 peserta (putus)
sehingga mereka mau tidak mau harus berhenti menerbangkan layangan.
(Ketika Allah
mencintai seorang hamba maka Allah memerintahkan Malaikat Jibril untuk
mengumumkan berita gembira ini untuk seluruh mahluk penghuni bumi dan langit
kecuali dari kalangan bangsa manusia dan jin yang terhijab darinya. Sungguh
bagi orang orang yang dekat dengan Allah perkataannya akan di dengar oleh
Mahluk-mahluq Allah yang dilangit, di lautan ataupun dibumi, termasuk
tentara-tentara Allah yang bernama Angin yang menggagalkan ajang judi atau
taruhan seperti kisah diatas . Dulu kakak beliau Alm.KH Fahrurrozi ketika
terjadi hujan deras di tempat diselenggarakannya musyawarah NU di bangkalan
madura, beliau berdo’a kepada Allah dan hujanpun menyingkir dari area
musyawarah dan turun di diluar area musyawarah.
No comments:
Post a Comment